Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang, salah satu pilar energi terbarukan di Indonesia, kini tengah bersiap memasuki babak baru dalam inovasi energi bersih. General Manager (GM) PLTP Kamojang, I Made Budi Kesuma, mengumumkan bahwa pihaknya sedang serius melirik potensi pengembangan hidrogen hijau dengan memanfaatkan sumber daya panas bumi yang melimpah. Inisiatif ini menandai langkah strategis untuk tidak hanya menghasilkan listrik, tetapi juga memproduksi bahan bakar masa depan yang ramah lingkungan.
Menurut I Made Budi Kesuma, gagasan ini muncul dari upaya untuk memaksimalkan output energi dari fasilitas geothermal yang sudah ada. “Kami melihat adanya potensi besar untuk memanfaatkan energi listrik yang dihasilkan oleh PLTP, terutama pada saat beban rendah, untuk proses produksi hidrogen melalui elektrolisis. Ini adalah langkah logis dalam diversifikasi produk energi kami dan mendukung agenda transisi energi nasional,” ujarnya dalam sebuah pernyataan.
Pengembangan hidrogen hijau di PLTP Kamojang akan mengandalkan proses elektrolisis air. Dalam proses ini, listrik yang 100% berasal dari sumber panas bumi akan digunakan untuk memisahkan molekul air (H2O) menjadi gas hidrogen (H2) dan oksigen (O2). Karena sumber listriknya sepenuhnya terbarukan, hidrogen yang dihasilkan tergolong sebagai ‘hidrogen hijau’, yang merupakan bentuk hidrogen paling bersih tanpa jejak karbon dalam proses produksinya.
Langkah ini dipandang sebagai sebuah terobosan penting bagi industri energi di Indonesia. Selama ini, panas bumi secara eksklusif dimanfaatkan untuk pembangkitan listrik. Dengan memproduksi hidrogen, PLTP Kamojang berpotensi membuka aliran pendapatan baru sekaligus menyediakan solusi bahan bakar bersih untuk sektor lain, seperti transportasi dan industri berat yang sulit untuk dielektrifikasi secara langsung.
Meski demikian, I Made Budi Kesuma mengakui bahwa rencana ini masih dalam tahap studi kelayakan yang mendalam. Berbagai tantangan perlu diatasi, termasuk tingginya biaya investasi awal untuk teknologi elektroliser, pengembangan infrastruktur penyimpanan dan distribusi hidrogen, serta pembentukan pasar yang siap menyerap produk ini. “Kami sedang melakukan kalkulasi teknis dan ekonomis secara cermat untuk memastikan proyek ini berkelanjutan secara jangka panjang,” tambahnya.
Jika berhasil diimplementasikan, proyek hidrogen hijau PLTP Kamojang akan menjadi percontohan bagi fasilitas geothermal lainnya di Indonesia. Inisiatif ini tidak hanya memperkuat posisi Kamojang sebagai pusat keunggulan energi panas bumi, tetapi juga menempatkan Indonesia di peta global sebagai salah satu negara yang inovatif dalam pengembangan ekosistem hidrogen hijau, sejalan dengan komitmen pemerintah untuk mencapai Net Zero Emission pada tahun 2060.